Menyusui Bayi Adopsi

Terkadang keinginan untuk mengandung dan memiliki buah hati tidak mudah bagi sebagian orang, dan adopsi dapat menjadi salah satu pilihan dalam memiliki buah hati.

Banyak orang tua yang akan atau telah mengadopsi bayi, lalu berkeinginan untuk menyusui bayi adopsi tersebut. Alasannya sangat mulia, selain sedikit banyak sudah mengetahui manfaat ASI yang luar biasa untuk kesehatan fisik dan mental si kecil, alasan lain ibu adopsi adalah : Dokter, walaupun aku tidak bisa mengandung bayi ini, setidaknya adakah kesempatan anakku ini mendapatkan air susuku.. AllahuAkbar.. sungguh malaikat yang datang kepadaku, sudah mau mengadopsi bayi mungil ini, pun mempunyai keinginan kuat untuk menyusui karena alasan ini.

Ok, jawaban pertanyaan, Bisakah ibu adopsi yang tidak pernah hamil, menyusui bayi adopsinya?.. jawabannya BISA !!!!

How ???

Salah satu pemicu hormon laktasi produksi adalah keadaan hormonal ibu hamil, jadi, salah 1 langkah yang dilakukan agar ASI produksi adalah kita membuat hormonal badan ibu adopsi, seolah-olah sedang hamil.

Lalu, langkah berikutnya, fisiologi dasar laktasinya dijalankan ya.. jadi kita memberikan rangsangan kepada payudara dengan cara mengosongkan rutin payudara walau hanya sebentar-sebentar, hingga bayi adopsi sudah bersama kita. Kita jalankan fisiologi dasar ini dengan bayi langsung, yaitu bayi skin to skin , dan coba menyusu langsung dengan perlekatan menyusui benar.

Untuk memenuhi kebutuhan ASI bayi sedangkan payudara ibu adopsi mungkin belum mumpuni, dapat dibantu dengan suplementasi yang diisi dengan ASI donor, atau bantuan susu lain.

Karena rangsangan yang dilakukan, maka ASI akan produksi perlahan-lahan, hingga ASI ibu dapat memenuhi kebutuhan bayi dan bayi dapat lepas suplementasi total.

Menurut pengalaman saya mencoba membantu ibu-ibu adposi yang ingin menyusui bayinya, sbaiknya program ini sudah dilaksanakan dari 4 bulan sebelum bayi lahir. Ibu dan keluarga diberikan informasi yang cukup dalam manajemen laktasi dan bagaimana programnya diterapkan.

Dengan kuasa Maha Besar ALLAH , ibu adopsi dapat menyusui bayinya walau belum pernah ada riwayat menyusui bahkan hamil sebelumnya dengan langkah yang tepat.

Semoga membantu.

Menyusui Bayi Labiopalatoschizis (Celah Bibir dan Langit Mulut)

Terkadang buah hati kita lahir dengan celah bibir (sumbing) hingga celah langit-langit mulut dengan nama lain Labiopalatoschizis.

Bagaimana menyusuinya? apakah bisa menyusui langsung ? apakah harus menggunakan media dot ? bagaimana kelangsungan menyusuinya nanti ?, apakah tidak akan tersedak bila menyusui nanti ?

Pertanyan-pertanyaan ini tentunya akan terlintas di kepala bila menemui bayi dengan kondisi seperti ini.

Ok, satu per satu ya kita bahas.

Untuk produksi ASI, kita kembalikan lagi dengan fisiologi paling dasar dalam menyusui yaitu : skin to skin (sentuhan kulit ibu bayi ), menyusu langsung, perlekatan benar (lidah perah areola bukan hisap puting).

Dengan kondisi yang terbatas, bukan berarti hal ini tidak bisa terpenuhi,  kita usahakan bayi tetap bersentuhan kulit ibu – bayi, dan menyusui langsung ke payudara ibu.

Salah 1 posisi menyusui yang disarankan adalah dengan sadle duduk , agar bayi tidak tersedak, lalu areola tetap dikecilkan sejajar garis mulut bayi dan ibu memegang leher dan kepala bayi.

Labiopalato 1

labiopalato2

labiopalato3

Ibu tetap mengosongkan payudara / 2 jam skali untuk membantu produksi ASI.

Lalu, bila sekiranya belum mencukupi kebutuhan bayi, dapat dibantu dengan pemberian ASIP menggunakan media khusus bernama Habermen Feeder atau Special Need Feeder, yang dapat diatur pengeluaran ASIP nya, dengan menekan sesuai dengan ukuran yang tersedia (3 garis berbeda). Gambar di bawah ini adalah contoh dengan menggunakan air biasa.

Jpeg

Special Needs Feeder 

Jpeg

Perbedaan volume yang dibagi menjadi 3 buah garis dengan panjang berbeda

Jpeg

Dengan bantuan tekanan jari saat mengeluarkan ASIP 

Berikut link video menyusui bayi dengan labiopalatoschizis.

Langkah-langkah ini dapat dilakukan, sambil menunggu bayi dilakukan flapping celah bibir – celah langit mulutnya.

Semoga bermanfaat

Menyusui Dengan Puting Datar/Tenggelam

Pertanyaan atau pernyataan ini lumayan sering ditemui, alasan tidak bisa menyusui si Kecil karena tidak punya puting, putingnya datar, atau putingnya tenggelam.

Ingat lagi yuk, menyusui adalah lidah perah areola, bukan dengan hisap puting.. ini adalah prinsip dasar perlekatan dan cara menyusui yang benar. Jadi, adanya kondisi puting yang seperti saya sebutkan diatas, bukanlah suatu kendala menyusui si Kecil. Bahkan, kalau menyusui hanya di puting dan si Kecil mulutnya mencucu (manyun or seperti duck face) malah membuat si Kecil tidak mendapatkan ASI yang optimal dan membuat puting ibu lecet.

Namun, adanya puting, sering membantu bayi dalam menyusui, yak benar… dahulu, ada pijat-pijat PD dan puting dengan gerakan menarik-nari puting kesana kemari, padahal bayi masih dikandungan. Hal ini sebaiknya sudah tidak dilakukan, karena dapat membuat rahim berkontraksi, beresiko mengganggu pertumbuhan janin optimal dan bayi bisa lahir sebelum waktunya.

Lalu, apa yang harus dilakukan..

Ada beberapa tips yang bisa di lakukan.

Saat hamil sekitar 34minggu, dapat menggunakan nipple former, dengan bahan yang menghadap lingkaran puting dari karet, lalu menggunakan bra, digunakan sekitar 8 jam sehari (saat beraktivitas) selama 2-3 minggu sebelum melahirkan, dapat membantu membentuk puting saat ibu melahirkan. Terlihat dengan adanya cangkang dengan lubang untuk ventilasi. Selain itu, memiliki ini dapat dipakai hingga nanti setelah melahirkan. Contoh : karena ada cangkangnya, dan lubang yang pas dengan ukuran puting rata-rata, apabila puting ibu ada luka, sebelum menggunakan be ha, dapat menggunakan ini dahulu, jadi bila mau menyusui dan membuka be ha, luka puting tidak menempel atau bahkan terkelupas karena menempel di be ha dan membuat luka lebih sulit sembuh. Selain itu, dengan bahan plastik PP5 (aman untuk makanan), saat nanti PD ibu penuh dan belum sempat mengosongkan, dapat tertampung tetesan-tetesan ASI di cangkang ini karena shieldnya rapat. Daripada menggunakan breast pad atau saputangan, ASI yang menetes tidak tertampung dan harus di buang. Bahkan mungkin bisa sampai membasahi baju ibu.

Jpeg

sisi be ha

 

 

 

 

 

 

 

Jpeg

sisi payudara

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Selain nipple former, dapat juga menggunakan nipple puller diawal melahirkan saat mau mencoba menyusui si Kecil. Caranya dengan letakkan pas di daerah lingkaran puting, menekan pompa, diamkan selama 2-5 detik lalu di copot, dapat diulang beberapa kali. Setelah puting terbentuk, lalu coba menyusui.

Jpeg

Nipple puller

Jpeg

Cara menggunakan nipple puller

Alat lebih sederhana lainnya adalah dengan menggunakan suntikan (syringe 25cc), yang dipotong, dan gunakan secara terbalik. Hal ini prinsipnya hampir sama dengan nipple puller, membuat suasana vacuum, untuk mengeluarkan puting.

Namun, diantara semua hal yang dilakukan, coba dapatkan perlekatan menyusu dengan cross cradle position ya.. bisa baca di sini.

Jadi, ga punya puting.. tetap bukan masalah menyusui kaaannn…

Semoga Bermanfaat

Dinas Luar Kota

Sebagai ibu bekerja, ada kalanya kita tiba-tiba mendapatkan tugas luar kota beberapa hari.. aduh, tapi aku ibu menyusui.. harus bagaimana ya ??

Hmm, saya akan coba membagi beberapa tips sebagai ibu bekerja agar tetap dapat mengASIhi buah hati.

  1. Selama ibu tidak bersama si Kecil, rutin kosongkan payudara setiap 2-3jam skali, termasuk malam hari. Hal ini membantu menjaga produksi ASI dan mencegah terjadinya sumbat ASI, gumpalan ASI, PD bengkak, dan lain-lain yang dapat membuat ibu menjadi tidak nyaman dan malah mengganggu aktivitas dan produktivitas ibu.
  2. Simpan ASIP dalam freezer kulkas yang disediakan di penginapan.
  3. Saat perjalanan, siapkan cooler box atau cooler bag dengan icepacknya. FYI, kalau dari ASIP beku dari freezer masuk coolerbag tanpa icepack aja bisa kuat 12 jam an, bila dengan ice pack, tentunya bisa kuat lebih lama.. dan nanti tinggal masukkan kembali ke freezer lagi saat tiba di tujuan atau di penginapan.
  4. Kalau harus berpergian dengan pesawat terbang gimana ? kan ada peraturan ga boleh cairan >100ml masuk kabin. Pertimbangannya karena tehnologi saat ini untuk keamanan perjalanan semua orang, ditakutkan adalah merupakan salah satu bahaya seperti bom cair. Tapi tenang, caranya adalah sebelum berpergian, mintakan surat keterangan menyusui atau Breastfeeding Statement dari dokter anak boleh, dokter laktasi juga boleh yang mencantumkan anaknya usia berapa, mau pergi berapa lama, terbangnya kmana aja seperti itu.. contohnya seperti ini :Screen Shot 2016-04-20 at 2.58.46 PM .. dan juga di Transportation Security Administration, liquid tapi untuk infant (breastmilk) boleh kok.. dengan catatan bersedia diperiksa aja. Jadi ASIP bisa masuk kabin.. ini link TSA nya https://www.tsa.gov/travel/security-screening/liquids-rule Screen Shot 2016-04-20 at 2.51.52 PM
  5. Untuk si Kecil yang ada dirumah, tetep yaaaa minum ASIPnya no dot dan ga dikasi empeng atau pacifier.. dan berikan dengan metode cangkir/cup feeding ini untuk mencegah bingung puting.
  6. Begitu pulang dinas, terutama dinas yang aga lama misalnya lebih dari 1 minggu, luangkan quality time skin to skin dan menyusui ibu dan bayi. Bantu perlekatan menyusuinya bagus kembali, boleh dibantu dengan metode kangguru dan cross cradle position.

Bismillah, semoga dengan tips ini, Ibu dapat tenang tetap beraktivitas, sambil lanjut terus dapat mengASIhi si Kecil.

Semoga bermanfaat.

Senam Lidah Pasca Frenotomy

Pasca tindakan frenotomy atau insisi tongue tie atau lip tie, ada kemungkinan jaringan penyembuh yang ada menempel kembli dan menjadi tongue tie atau lip tie berulang. Biasanya hal ini ditemukan pada bayi dengan bakat keloid yang kita tidak ketahui sebelumnya.

Untuk mencegah terjadinya reattachment atau kekakuan jaringan penyembuh pasca insisi, melakukan senam lidah dapat menjadi solusi yang baik. Inti prinsipnya adalah membiasakan lidah bergerak kesana kemari, sehingga jaringan baru yang muncul akan lebih lentur dan elastis bila dibandingkan bila tidak dilakukan senam, sehingga mencegah gangguan perlekatan menyusui yang diakibatkan kekakuan jaringan dibawah lidah atau dibawah bibir terutama pasca insisi.

Caranya bagaimana : Sebelumnya cuci tangan Ibu bersih dulu ya. Karena pijat ini cukup menggunakan jari telunjuk ibu dengan gerakan sedikit memutar.

  1. Pijat gusi bawah 5 titik.
  2. Pijat gusi atas bayi 5 titik.
  3. Pijat dalam bibir atas 3 titik.
  4. Pijat dalam bibir bawah 3 titik.
  5. Dikeataskan daerah bawah lidah 3-4 x.
  6. Pijat daerah pipi membentuk huruf C kanan dan kiri.

Lakukan mulai dari 2-3 jam pasca insisi, 4putaran, 5x/hari hingga 1 bulan pasca insisi.

Berikut videonya untuk membantu.

Semoga membantu

Lip Tie

Salah satu cara mengetahui perlekatan benar adalah adanya CALM and Silent seperti yang sudah saya posting di sini 

Salah 1 point adalah L = Lips (bibir dower) ya.. baik bibir atas maupun bawah, Bibir atas terlihat “nyeplok” sampai mendekati hidung seperti ini

lip tie 1

Lip Tie Setelah dan Sebelum Insisi

 

Nah bila hal ini tidak terjadi pada bayi yang mempunyai Lip Tie, bibir bayi akan berusaha “mencengkeram” areola PD dengan terjadi lipatan kedalam bibir, yang akan membuat suatu gesekan hingga terbentuklah lapisan bening yang dapat sampai mengeras (lecet) yang seperti terlihat apabila kita menggunakan sepatu baru dan kurang pas, hingga menggesek-gesek kulit padahal seharusnya tidak terjadi. Bayi akan merasa frustasi menyusu karena sakit, dan sulit. Sehingga bayi menyusu lebih lama, dan rewel.

Berikut adalah klasifikasi Lip Tie dr.Lawrence A. Kotlow

Lip Tie Classification

Lip Tie Classification

Baik class I-IV dapat mempengaruhi perlekatan menyusui. Bila memang mengganggu menyusui, sebaiknya lip tie kembali di bebaskan.

Setelah prosedur insisi dilakukan, bayi langsung menyusu, untuk menahan perdarahan yang mungkin muncul, juga memberikan kenyamanan dan analgesia pada bayi.

Lalu 2jam setelah prosedur dilakukan, senam daerah lidah dan mulut kembali dijalankan.

Semoga bermanfaat

Oh iya, boleh baca2 review in englishnya di link berikut ya

http://www.pregnancy.com.au/breastfeeding/breastfeeding_information/lip-tie-a-breastfeeding-challenge.shtml

https://www.breastfeeding.asn.au/bf-info/tongue-tie

http://www.pregnancy.com.au/breastfeeding/breastfeeding_information/lip-tie-a-breastfeeding-challenge.shtml

Menyusui Bayi Kembar

Ahhhh… rejekinya dobel dikasi Sang Maha Kuasa… Alhamdulillah,

nah trus timbul pertanyaan, bagaimana menyusuinya ya? Tenang.. teorinya, satu kepala bayi adalah cukup dengan menyusui 1 payudara, jadi kalau kita sudah diberikan payudara sepasang, berarti ASI pasti cukup. Selama manajemen ASI benar, ASI akan cukup untuk bayi kembar kita.

Usahakan menyusui bersamaan perlekatan benar, jadi bila bayi 1 bangun untuk menyusui, bangunkan bayi 2, lalu menyusui bersamaan, setelah selesai, ibu dapat istirahat. Akan berbeda bila bayi 1 menangis, lalu kita hanya menyusui 1 bayi, setelah itu menyusui bayi 2, lalu selesai, ibu baru beristirahat sebentar, bayi 1 sudah mulai waktunya bangun dan menyusui kembali. Ibu tidak akan mendapatkan istirahat yang cukup dan optimal dan dapat mempengaruhi produksi ASI.

Ini adalah berbagai posisi yang dapat dilakukan saat menyusui bayi kembar.

Menyusui posisi dobel football

Menyusui posisi dobel football

Posisi menyusui bayi kembar lainnya :

Posisi menyusui bayi kembar

Posisi menyusui bayi kembar

Menyusui Bayi Kembar Posisi 3

Menyusui Bayi Kembar Posisi 3

Awal, perawatan metode kanguru tetap dapat dilakukan dengan bayi bergantian ya.. karena biasanya bayi kembar lahir sedikit kurang bulan atau sedikit kurang berat badan (<2500gr) maka melakukan skin to skin dengan metode ini besar manfaatnya.

Lalu menyusui semau bayi seperti biasa

Untuk Ibu bekerja, juga tetap bisa dilakukan manejemen ASIP , namun kali ini, PD bantu dikosongkan dengan perah manual atau pompa setelah ke2 bayi puas menyusu. ASI dapat dikumpulkan sedikit demi sedikit.

Ingat ya, produksi ASI berdasarkan demand and suplly, jadi makin banyak demand, produksipun makin meningkat, jadi tidak perlu kuatir ASI tidak cukup ya.

Semoga bermanfaat

Bayiku di Photo Therapy

Bila kadar kuning tertentu pada bayi membutuhkan bantuan Phototerapy atau terapi sinar untuk menurunkan kadar bilirubinnya, tidak usah sedih. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu agar bilirubin cepat turun, dan bayi cepat kembali pulang dan bersama keluarga kembali.

Usahakan walau bayi dirawat, tetap mendapatkan ASI. Karena ASI mempunyai zat pencahar khusus yang dapat membantu mengikat bilirubin di tubuh bayi, lalu dibuang melalui BAB dan BAK. Jadi semakin banyak dapat ASI, kadar bilirubin bayi akan lebih cepat turun.

Caranya gimana?

1. Usahakan mama stay di RS bila memungkinkan, sering disebut dengan nama hotel service. Jadi mama hanya bayar kamar dan makan saja ya, tidak diperlakukan seperti pasien pada umumnya. Tujuannya, agar setiap bayi membutuhkan menyusu, mama dapat menyusui langsung bayinya. ASI itu ada zat antibodi hhidup dan mati, dengan bayi menyusu langsung, bayi akan mendapatkan antibodi hidup ini lebih banyak. Lagipula, karena IWL/Insensible Water Loss (cairan yang keluar dari tubuh secara normal melalui kulit seperti keringat dan nafas/bicara) pada bayi dengan foto therapy lebih banyak dibandingkan tidak. Nah bila di pompa sepertinya dapatnya tidak banyak, ingat prinsip hasil pompa tidak mencerminkan hasil produksi ASI. Karena bila menyusui langsung perlekatan benar, ASI seperti sungai mengalir yang tidak akan ada habisnya.. jadi, bila menyusu langsung, bayi berkemungkinan mendapatkan ASI yang dibutuhkan dan lebih banyak dari hasil pompa.

Bagaimana dengan keefektifannya? well karena menyusu latchOn benar 5mntan aja sudah selesai, jeda 5 menit unt menyusu perlekatan benar, dengan usahakan lampu tetap mengarah ke bayi dan ibu (ibu duduk depan lampu foto bayi) lalu bayi dikembalikan lagi kedalam box dengan lampu, tidaklah mengurangi keefktifan terapi sinar.

2. Bila tidak memungkinkan ibu rawat bersama, pilihan berikutnya adalah dengan ASIP, namun pemberian tetap tidak dengan metode dot. Pilihannya adalah dengan menggunakan metode cangkir kembali atau cup feeding. Ini dari bayi usia 3 hari sudah bisa ya.. dan selama caranya benar, cukup aman. Sehingga, bila bayi pulang nanti dan bergabung bersama ibu, bayi tidak akan kesulitan menyusu langsung kembali.

Semoga Membantu

Decision Making Process of Exclusive Breastfeeding – Breastfeeding Through Campaign, Using The Social Media Twitter On Lactation Clinic Patients of Eka Hospital BSD

ABSTRACT

Breast milk is the best and the only intake for baby. Unfortunately, due to lack of information about it makes public awareness to breastfeed the baby is minimal. To socialize the benefit of breastfeeding, various proponents of lactation supports are using social media to reach wider public, with fast response and in expensive way. The lactation activator gets well received from the government, with the passage of Peraturan Pemerintah in March 2012 regarding provision on exclusive breastfeeding.

With this presence of social media which is a new media, becoming an alternative way to promote and do the brestfeeding campaign, as we known new media it is also a development of communication. With this reasons, researchers try to explore the process of people decision with the use of social media presently with the internet development in pursuit of fulfill their needs about lactation and breastfeeding information with social media Twitter.

In this study, researchers tried to review it using the theory of social marketing, public relations, word of mouth, and social campaigns. The method used is qualitative and descriptive research approach with constructivist paradigm, and the informants selected were patients of Lactttion Clinic at Eka Hospital BSD, which also actively use social media at least 3 years preceding and following the development of the breastfeeding problems.

From this research found that social media tends to have an impact on the AIDA (Attention, Interest, Desire, Action). The presence of social media Twitter has changed the patterns of information in the community. A characteristic of social media which is rapid, participatory, and open, has influenced the behavior of today’s society

Keywords: social media, new media, social campaign, AIDA, breastfeeding, lactation