Perlindungan anak optimal yang direkomendasikan adalah : ASI-menyusui exclusive sampai 6bulan, lalu ASI-menyusui dilanjutkan hingga anak usia 2thn dengan MPASI – makanan alami tidak instan, dan kelengkapan imunisasi.
Ini adalah rekomendasi terbaru dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) akan imunisasi yang sarannya dipenuhi untuk kekebalan tubuh si kecil
Dan saat ini sudah tidak ada imunisasi wajib dan tidak wajib, namun semua direkomendasikan.
Bila nantinya anak tetap terkena penyakit yang sudah di imunisasi, memang masih dapat terjadi. Namun, bila anak tidak diimunisasi, bila terkena penyakit ini, anak akan mendapatkan gejala yang lebih berat bila dibandingkan bila tidak diimunisasi sebelumnya. Imunisasi sifatnya membantu tubuh mengenali kuman yang dapat menyebabkan penyakit tersebut, dan membuat tubuh anak membentuk antibody. Sehingga bila suatu hari anak terpapar kuman tersebut, anak lebih kuat, bahkan bisa sampai tidak menjadi penyakit dan mengeluarkan gejala yang berat yang ditimbulkan dari penyakit ini.
Bila anak ada tertinggal jadwal imunisasi, sebaiknya di kejar (catch up) dengan jadwal yang akan disesuaikan kemudian. Tidak ada kata terlambat untuk hal ini, juga tidak diperlukan pengulangan pemberian karena sistem imunisasi tubuh, maka tubuh tetap dapat mengenali rangsangan vaksin terdahulu. Imunisasi dapat dilanjutkan dengan vaksinasi yang belum diberikan dengan jarak sesuai yang dianjurkan.
Ada beberapa penyesuaian jadwal terutama untuk anak yang lahir premature dimana untuk imunisasi tertentu seperti vaksin polio, DPT, hepatitis B dan Hib yang sebaiknya diberikan sesudah bayi prematur berumur 2 bulan atau berat badan sudah > 2000 gram. Atau penyesuaian lain yang dapat didiskusikan dengan dokter anak Anda terkait dengan kondisi tubuh anak.
Imunisasi boleh tetap diberikan bila anak sedang sakit (batuk pilek ringan) misalnya, tanpa demam dan anak tidak rewel, karena tetap dapat efektif bekerja dan tidak membahayakan anak. Dan yang terpenting untuk segi keefisian biaya, imunisasi yang didapatkan di puskesmas ataupun yang didapatkan di RS dengan biaya lbh tinggi tidak berbeda akan segi kualitasnya dan tidak perlu diragukan keefektifannya.
Tujuan pemberian vaksin adalah menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu antigen. KIPI adalah gejala yang tidak diinginkan yang terjadi setelah imunisasi. KIPI dapat juga dikaitkan dengan efek samping imunisasi atau secara kebetulan disebabkan oleh sebab lain. Karena KIPI hanya terjadi dengan jumlah yang tidak banyak, dan kejadian yang tidak diinginkan jauh lebih besar bila tidak diimunisasi, maka imunisasi menjadi salah satu pelengkap terbaik yang direkomendasikan untuk kekebalan tubuh si kecil optimal.
Semoga Bermanfaat